CeritaGay Polis Malyasia, Cerita PLU hot, Cerita Gay misai dan Boroi. Gay Malay Story. Cerita Gay Melayu Malaysia,Indonesia & Singapore. Kaki aku yang berbut hitam berderap-derap ke lantai simen cuba menenangkan gemuruh dan hangat pada bawah lutut aku. Aku betulkan konek aku yang makin tegang. Berbonjol besar ke sebelah kiri paha aku.

inCerita hot Aku teringat pertama kali bercinta dengan seseorang. Ketika itu, aku masih seorang remaja yang duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama tepatnya kelas 3 SMP. Dulu, aku adalah seorang yang lugu, hari-hariku hanyalah disibukkan dengan urusan sekolah dan bermain, aku suka olahraga, khususnya voli dan badminton. Badanku biasa saja, layaknya seorang remaja pada umumnya, kulitku bersih dan berambut lurus, wajah pun lumayan begitu, aku belum pernah berpacaran dengan siapapun. Yang aku tahu hanyalah sekolah, belajar, olahraga, dan bermain dengan teman sebaya. Hingga rasa penasaran mengenai seks pun tiba seperti halnya remaja lain yang selalu ingin tahu urusan orang dewasa. Setiap kali berkumpul dengan teman, pasti ada pembicaraan mengenai seks, pacaran, sering menceritakan pengalaman mereka berpacaran atau bahkan nonton film bokep dengan adegan-adegan yang diceritakan secara detail. Pantaslah aku menjadi penasaran, namun selalu tidak ada keberanian untuk menontonnya ketika teman-temanku mengajak untuk nonton film bokep bersama di rumah mereka secara bergiliran ketika keadaan rumah sedang karena rasa penasaran yang semakin meledak-ledak, aku pun bertanya dengan sepupuku sekaligus teman sepermainanku di rumah. Dia mengaku sering menonton film bokep di kaset VCDyang dipinjam dari temannya. Saking penasarannya, sampai aku tidak bosan-bosannya bertanya berbagai adegan vulgar yang telah ia tonton hingga seharian penuh, ketika ia bermain itu tepat malam minggu, sehingga kami punya banyak waktu untuk begadang. Sudah menjadi hal, sepupuku itu sering menginap di rumahku, karena memang rumah kami pun dekat. Karena ketertarikanku dengan cerita-cerita dia, akhirnya ia bersedia menceritakan setiap film yang pernah ia ingat dengan menginap di rumahku. Kami pun bercerita di dalam kamarku hingga larut malam. Mungkin karena begitu dasyatnya rasa penasaran yang tercampur dengan gejolak jiwa, akupun mulai horny, merasakan batang kemaluanku menegang lama, aku juga melihat ia mulai horny dengan gerakan-gerakan tangannya yang sering kali mengusap-usap di sela-sela ceritanya, ia bilang “andai saja di sini ada perempuan, aku pengen banget ngentot”, sambil tiduran dan menonton TV. Aku pun menjawab dengan seadanya ” Ya udah, kalo pengen ngocok aja”. Dengan mengusap-usap perkakasnya yang masih terbungkus celana, ia berkata “Ah… tidak enak kalo cuma ngocok sendiri, gimana kalau kita ngocok bareng?”. Hmmm aku berpikir keras, merasa grogi, canggung karena harus mempertontonkan barang terlarang di depan orang lain yang tidak biasa aku lakukan. Ia terus mendesakku untuk melakukan onani, akhirnya aku putuskan untuk menyetujui idenya karena aku pun merasa sangat horny waktu itu. ia pun segera melepas celana pendeknya, dan betapa terkejutnya aku, ia mempunyai perkakas yang cukup panjang untuk usia kami, perkakasku pun tidak kalah panjang dengan dia, namun memang lebih panjang perkakas dia. Ia pun mulai memainkan perkakasnya sambil tiduran di sampingku, aku pun juga melakukan hal yang karena nafsu yang semakin menjadi-jadi, ia tidak puas hanya melakukan onani, sesekali ia pegang dan mengocok perkakasku, dan tangannya membimbingku untuk mengocok perkakasnya juga. Betapa terkejutnya aku, rasa canggung dan salah tingkah menyelimuti benakku. Belum pernah aku mempunyai pengalaman memegang perkakas orang lain, apalagi melakukan onani bersama. Kami melakukannya sambil bercerita setiap adegan dalam film bokep secara detail, membayangkan betapa asyiknya bercinta. Aku mulai menggeliat keenakan dan ia pun juga merasakan hal yang sama, sesekali aku pejamkan mata menikmati setiap sentuhan tangannya di senjata puas hanya melepas celana, ia mengajakku untuk melepas kaos yang kami kenakan, aku pun menurut hingga kami berdua dalam keadaan telanjang bulat di satu ranjang. Baru aku melepas kaosku kemudian kembali rebahan di kasur, tiba-tiba ia menindihku, menggesek-gesekkan perkakasnya ke perkakasku. Aku tersentak dan berusaha menolak. Namun ia berkata, “Katanya penasaran banget gimana rasanya bercinta. Kita praktekkan saja, jadi akan tahu rasanya!” “Hah… gila lu!” jawabku. Namun ia terus menggesekkan perkakasnya dan menindihku tanpa memperdulikan Omonganku, ia menciumi leherku seraya adegan film yang kami fantasikan. Akhirnya aku hanya diam, mengikuti apa setengah jam ia menyenggamaiku, kami berpelukan, bergeliat memancing nafsu masing-masing layaknya hubungan seks yang sebenarnya. Tak puas dengan itu, ia beranjak dan menyodorkan perkakasnya ke mulutku. Aku masih bingung apa yang harus aku lakukan, ia pun membimbing tanganku untuk segera mengocok perkakasnya, kemudian ia memintaku untuk mengoral batangnya yang telah mengacung dengan ragu, namun oleh karena desakannya terus, akhirnya aku memberanikan diri untuk mencium dan mengemutnya. Bau anyir dan rasa yang aneh untuk pertama kali aku rasakan, aku sampai bolak-balik ke kamar mandi karena muntah dengan bau dan kejadian itu. Namun, ia pun terus memaksaku melakukannya, bahkan ia mengikutiku ke kamar mandi untuk memintaku mengemut perkakasnya. Sampai akhirnya aku coba dan coba lagi, kemudian kami kembali ke tempat tidur, aku pun dengan terpaksa disertai rasa penasaran yang besar berusaha untuk mengoralnya. Perkakas yang panjang masuk ke mulutku menyodok-nyodok mengikuti gerakan kocokan tanganku…Satu jam lamanya aku mengoral dia, ia begitu menikmati setiap sedotan yang aku lakukan, setelah ia mengajariku untuk terus menyedot punyanya. Semakin lama semakin aku rasakan batang kemaluannya mengeras, gerakan pinggulnya menyodok-nyodok mulutku pun semakin dipercepat ritmenya, ia memintaku untuk terus mengoral dan mengocok lebih cepat, selang beberapa waktu, ia sedikit berteriak…aaaaaaaaahhhhhh! dan croot crot crot… tembakan sperma nya keluar memenuhi mulutku, aku mencoba untuk melepaskan perkakasnya dari dalam mulutku, namun ia menolak dan terus berusaha menekan kepalaku dan menyodokkan perkakasnya lebih dalam ke mulutku… sampai aku mau muntah, setelah menelan sebagian air maninya dan banyak sekali air mani yang keluar dari mulutku karena tidak tertampung. Setelah ia merasa cukup puas, ia membaringkan diri di sampingku melepas lelah setelah dua jam ia mempraktekkan segala penasarannya melakukan hubungan lari ke kamar mandi, memuntahkan air maninya dan membersihkan diriku dari cairan itu, kemudian aku kembali ke kasur, mengambil celanaku untuk aku pakai, namun ia berusaha mencegah, memegang tanganku, menarikku ke kasur dan rebahan di samping dia, “Ntar aja berpakaiannya, aku kan juga masih telanjang” jawab dia. aku pun menurutinya. Baru beberapa menit aku rebahan, ia memegang perkakasku yang masih berdiri karena aku belum mencapai klimaks, ia mengocok perkakasku, aku pun membiarkannya dan menikmati servis yang ia lakukan. Ketika aku melihat ke arahnya, perkakasnya sudah berdiri mengacung kembali, ia mengocok perkakasnya sendiri sembari mengocok perkakasku, ia pun menindihku kembali, menciumiku, mengisyaratkan permintaannya untuk yang kedua kalinya, aku pun mengikuti apa pintanya, ia menyodorkan perkakasnya dan aku pun mengoralnya, sampai karena kelelahan, kami berdua duduk dan ia mengocok terus perkakasnya dan perkakasku hingga lahar panas dari dalam perkakasku keluar diikuti dengan teriaknya karena mencapai orgasme yang kedua kami berdua merasakan kepuasan, kamipun tidur berdua dengan keadaan masih telanjang. Betapa tenagaku dikuras habis oleh sepupuku karena harus meladeninya dua kali dalam semalam. Ketika bangun pagi-pagi, kami cepat-cepat berpakaian dan seolah-olah tidak ada yang terjadi di antara kami berdua malam itu. Itulah pengalamanku bercinta untuk pertama kalinya, dan hal itu berlanjut dengan dia di kemudian hari.

Persentuhankulit tanganku dan kulit leher Pak Rektor segera membuat hormon seks-ku tersentak. "Wah, bapak kurang tidur, nih," kataku berusaha memecah sunyi. "Iya nih, soalnya beberapa malam ini lembur baca laporan. Wah ini enak sekali," kata Pak Rektor sembari melepas dasinya.
Jam 5 pagi aku terbangun karena merasa sesak hendak kencing alias pipis. Kulihat dia tidur lelap menyamping menghadap aku. Selimut yang kami pakai agak melorot sampai sebatas lutut. Sarung yang dia kenakan juga melorot sedikit lebih dalam. Saat aku duduk, aku memperhatikan wajahnya yang lelap dalam dengkurannya. Karena masih mendengkur, aku menyempatkan melotot selangkangannya. Ternyata dia ngaceng, dengan posisi menyamping, searah ban celana dalamnya. Besar juga ukurannya. Tetapi masih seimbang dengan badannya yang mulai gendut, walau gak gendut-gendut amat. Ada sampai 4 menit aku menikmati pemandangan itu. Namun karena air burungku sudah amat sesak akupun turun dan melangkah ke kamar mandi sambil memperbaiki posisi celana pendekku, dan juga kontolku yang ngaceng melihat pemandangan tadi. Sehabis pipis, sebelum naik tidur kembali, aku menambahkan kayu ke perapian yang masih sedikit membara. Kutuang sedikit minyak agar langsung menyala. Di samping api yang sudah menyala kujerangkan ceret tempat air tehku yang terbuat dari stainless steel. Hanya sekedar memanaskan karena itu adalah air minum yang sudah dingin. Aku kembali menuju tempat tidur. Yang pertama sekali kuperhatikan tetap selangkangannya. Namun aku heran posisi kontolnya yang mengarah sesuai ban celana dalamnya tadi, sekarang suadah tegak lurus mengarah ke pusarnya. Kepala kontolnya yang tak bersunat, menyembul keluar melewati lingkar kepala jamurnya. Dan posisi tidurnyapun sudah terlentang, namun selimutnya masih sebatas lutut. Karena dia tidak mendengkur lagi, aku cepat-cepat mengalihkan pandanganku dan perhatianku. Aku kembali merebahkan badan dan kutarik selimut dan memperbaiki selimut buat dia. Tanganku kuletakkan di atas perut. Mungkin karena pengaruh kuselimuti tadi, diapun bergerak kembali menyamping mengarah ke badanku. Aku diam saja. Aku mulai memejamkan mata kembali walau aku tau pasti aku takkan bisa tidur lagi. Dalam pikiranku aku teringat adegan film Brokeback Mountain. Dalam hati juga aku tersenyum sendiri andainya itu terjadi oleh kami. Belum habis aku memengahayalkan film tersebut, tangannya bergerak menangkap setengah jari telunjukku. Dalam hati aku berpikir apa sih maksudnya? Sekejap itu juga aku ad aide. Kudorong jari telunjukku ke arah genggamannya. Dan dia semakin mempererat genggamannya. Kutarik sedikit dia melepas. Kudorong kembali dia kembali menggenggam erat. Kuyakini itu adalah sebuah kode atau sinyal atau lampu hijau. Serta merta kuputar badanku mengarah kepadanya. Dia kupeluk erat dan ternyata diabalasnya dengan pelukan erat pula. Lalu aku tak segan-segan menempelkan mulutku ke mulutnya yang dibalasnya dengan kuat. Aku menghindari spasi antara mulutnya dengan mulutku agar tidak terlalu jauh. Agar aroma nafas naga tidak tercium. Dia malah lebih melumat lidahku. Dan lidah serta bibirku saling bergantian lumat melumat. Tanpa bicara apa-apa, dia menarik badanku dengan pelukannya ke atasnya. Kini aku telah berada di atas perut dia, tanganku mulai menjelajah dalam kaus polisinya. Dan tangan kananku kerhasil menangkap putting susunya dan langsung kupilin dengan lembut. Sementara tangan kiriku menjelajah dengan susah payah di bagian punggungnya. Kedua tangannya dalam pelukannya yang makin erat, mengelus dan menggosok punggungku dalam kausku. Sangat nikmat sekali. Pantatku kutekan sambil kugesek-gesekkan. Terasa sekali kedua kontol kami sudah maksimal kerasnya. Oleh pilinan jariku di putting susunya, dia bergerak hebat dan melenguh dalam permainan mulut kami. Napas mualai memburu di antara kami. Tangan kirikupun bergerak lebih leluasa mempererat pelukannku. Setelah puas kedua putingnya kupermainkan, tangan kananku mulai menjalar ke bagian bawah meraba ke dalam celana dalamnya. Wow kugenggam kontolnya yang sudah mengeras seperti pentungan. Lumayan besar untuk genggamanku. Ukurannya sama dengan punyaku. Tangannyapun tak kalah. Dia memasukkan kedam celanaku, bagian belakang. Dia meremas bongkahan pantatku. Aku merasa nikmat. Jari tangan kananku menjepit ban celana dalamnya dan kudorong ke bawah. Diapun tau dan mengangkat pantatnya sehingga celana dalamnya terbebas dari pantatnya. Diapun bertindak yang sama ke celanaku. Celana pendekku dan celana dalamku di dorongnya sekaligus. Namun aku melepaskan mulutku dari mulutnya. Dan melorot dalam pelukannya. Mulutku menjelajahi jakunnya. Dia mengangkat dagunya tinggi-tinggi, sehingga aku bebas menjilatinya. Namun karena hasratku akan kontolnya, aku segera menarik kausnya ke atas agar mulutku mendarat di putingnya. “Ahhhhhh…. Hmmmmpph…..hmphhhh” dia melenguh dan mengangkat badannya seakan menggeliat, saat aku menggigit kedua putingnya bergantian. Tangannya di kepalaku. Aku kemudian melorotkan badanku lagi. Dan kukecup bagian atas jembutnya. Dan tangan kiriku menggengam kontolnya dan kupilin-pilin ke pipiku dengan telapak tanganku. Tangan kananku masih memilin putting susunya. Dan sesekali kuusap dada dan perutnya saat jariku hendak berpindah ke putting yang lain. Aku melorotkan celananya lagi hingg lepas dari kakinya. Aku meremas-remas pahanya. Kemudian aku memasukkan kontolnya ke dalam mulutku. Kupaksa sebisa mungkin untuk mengulumnya. “Ahhh…ahhhhh sshshshshsh….. ahhhhh” dia merasakan enaknya kulumanku. Kulihat dia menggigit bibir bawahnya menahan nikmat yang kuberikan. Aku sediri sambil berjongkok melepaskan kedua celanaku karena mersa olah gerakku terganggu. Setelah puas mengulum kontolnya, aku kembali merayap mengejar mulutnya, yang disambutnya dengan lahap. Dan kembali kami berpelukan sangat erat. Dalam pelukan erat itu, dia meutar badan kami sehingga aku berada di bawah. Setelah bebarapa saat, dia melorot seperti yang kulakukan tadi. Tapi kali ini aku menarik kausnya ke atas dan diapun merentangkan tanggannya keatas. Terbebaslah kausnya. Kini dia sudah telanjang bulat. aku semakin gairah melihat dia bugil begitu. Selama permainan ini kami tidak pernah kontak mata. Sekalipun aku beberapa kali melihat wajahnya. Tetapi dia selalu menutup mata. Yang ada hanya bibir yang komat kamit menikmat. Dia menarik kausku kini yang kuimbangi dengan mengangkat badanku. Dia melepaskan kausku dan mencampakkanya ke pinggir tempat tidur. Dia langsung menuju kontolku dan mengulumnya. Memaju mundurkan kepalanya. Aku imbangi dengan mengangkat pantatku. Oh betapa nikmatnya kulumannya. Beberapa saat kemudian aku menarik wajahnya menuju wajahku dan berciuman. Kembali permainan mulut dan lidah kami mainkan. Sambil berciuman, kontol dengan kontol juga selalu gesek menggesek, tekan menekan. Kemudian kuputar badan kami agar aku kembali di atas. Selama itu pula mulut tak pernah lepas. Kemudian dia melingkarkan kakinya di pahaku bagian belakang. Dia semakin mempererat pelukannya. Dan gesekan yang dia berikan di kontolnya semakin intens. Aku tau dia sudah dekat. Aku mengimbanginya dengan lumatan dan gesekan yang makin kuperketat. Kemudian dia mengangkat pantatnya setinggi mungkin dan gesekan ku perkuat. Seiring dengan lenguhannya di mulutku, aku merasakan lahar panas membasahi pusar dan kontolku. CROT…..CROT….. Dan terkahir dia menurunkan pantatnya. Dan kuluman bibirnyapun melemah. Namun aku masih kuat mengesekkan kontolku ke kontolnya. Aku melepaskan kulumanku dari mulutnya dan kubenamkan wajahku ke telinganya. Aku merasakan getaran yang dalam di tubuhku. Aku tahu aku sudah dekat, kubenamkan wajahku sedalm mungkin dan pelukanku kupererat. Seakn dia tahu, diapun mengimbanginya. Dan kemudian menyemburlah laharku diatas perutnya. CROT………CROT…….. Aku berhenti sejenak di atas tubuhnya. Pelukan kami sudah melemah. Kemudian aku medaratkan mulutku kemulunya dan disambutnya. Kemudian aku mengangkat wajahku barulah dia membuka matanya. Dia tersenyum, akupun tersenyum. Kembali kulumat bibirnya sebentar dan kutarik kembali. Dia masih tersenyum “Terima kasih ya! “ katanya, yang langsung kusambut dengan menempel jari telunjukku ke bibirnya. Kemudian aku menjatuhkan badan dan mengambil kausku tadi. Kemudian aku melap sperma yang sudah meluas di perut kami. Setelah itu aku turun dan mengambil celanaku dan langsung kukenakan. Kubiarkan dia masih di tempat tidur. Aku menoleh ke dia dan aku tersenyum, diapun tersenyum. Aku melangkah ke perapian, mengambil ceret dan membawanya untuk membuatkan kopi. Ku lihat jam menunjukkan bersambung
Gajiyang demikian besar itu lah yang sebagian aku gunakan untuk membahagiakan diriku sendiri,yaitu dengan melaku-kan hubungan sex sejenis sepuas-puas nafsuku! Di Yogya aku mencari pelajar atau mahasiswa yang sekolah atau kuliah di Kota Pelajar itu.Terutama yang berasal dari luar kota. Pak polisi kekasihku CERITA SEX GAY Memang betul apa kata pepatah untung tidak bisa di tolak, sial tidak bisa dihindari. Mungkin itulah gambaran atau sekedar miniatur dari kehidupanku, yang akhirnya harus menderita tak berujung. Bermula dari ketika aku berkunjung ke rumah temanku di kota “K” yang agak jauh dari kotaku “P”. Sesampainya di terminal aku bingung sekali, karena di sampingku sudah lama tidak ke sini dan juga rumah temanku itu pindah, jadi aku betul-betul dibuat kesal. “Mau naik mobil apa ini,” pikirku kala itu, karena “line” dengan abjad-abjad tertentu sesuai dengan jurusan masing-masing begitu banyak dan membuat kepalaku pusing. Akhirnya, karena aku sudah tidak sabar lagi dan sengaja mulai datang, maka aku ke pos polisi untuk menanyakan “line” yang harus kunaiki agar sampai ke tempat tujuan. “Selamat sore,” sapaku pada seorang polisi yang kebetulan sendirian karena temannya sedang ke WC. “Sore, ada yang bisa kubantu Dik?” jawabnya dengan ramah sekali. Mendengar jawaban yang ramah dan bersahabat, maka membuat degup jantungku naik turun tak karuan. Setelah kujelaskan kebingunganku pada Pak polisi yang macho ini, dia cuma bisa manggut-manggut tanda dia mengerti kebingunganku. “Aduh gimana ya, line’ ke tempat yang adik tuju sudah tidak ada,” katanya menerangkan, karena “line” yang ke desa kutuju itu beroperasi mulai pukul 500 WIB sampai 1730 WIB, padahal waktu itu jam sudah menunjukkan pukul 1805 WIB, “Aduh mati aku,” pikirku. Aku pun tambah bingung, apalagi katanya di sekitar sini tidak ada penginapan atau hotel. Rupanya Pak polisi ini tahu kegelisahanku dan kebingunganku, maka dia menyarankan agar menginap di rumahnya. “Memang sering kok Dik, kejadian seperti ini, maklum terminal dekat desa lagi,” katanya menenangkan. “Jadi harus bagaimana ini Pak,” tanyaku. “Biasanya orang-orang di sini berjalan kaki kalau sudah kehabisan line’,” jawabnya. Oh, terkejut sekali aku, “BERJALAN” kata itu yang membuatku seperti disambar petir di siang bolong, padahal jarak antara terminal dan desa yang kutuju kira-kira kurang lebih 10 km. Mungkin dia tahu keterkejutanku, maka langsung saja dia menyambung jawabannya. “Tapi kalau Adik tidak keberatan, Adik boleh nginap di rumah saya, kebetulan saya sendirian dan tugas saya sampai jam 2000 WIB,” katanya, sampai menatap diriku mulai ujung rambut sampai ujung kaki dengan sangat teliti sekali. Oh, tatapannya menusuk ke jantung, pikirku, apalagi melihat lehernya yang berlipat-lipat. Oh, nikmatnya seandainya aku bergelanyut di leher itu sambil bersandar mesra pada dada yang bidang, karena setiap hari berolahraga. “Masak tidak ada kendaraan alternatif Pak, ojek misalnya,” kataku. “Kalau Adik tidak percaya, tanya saja pada orang-orang di sekitar sini,” jawabnya yang didahului senyum yang membuat angan fantastikku melayang kemana-mana. Memang setelah kutanya pada orang-orang di sekitar, tidak ada kendaraan alternatif kecuali jalan kaki. Haruskah aku bermalam di rumah orang yang meluluh-lantahkan hatiku, dengan pandangan pertamanya, pikirku. Mungkin sifatku yang paling aneh dan aku sendiri tidak mengerti ialah aku suka sama pria. Apalagi pria itu lebih tua dariku kira-kira 10 tahun dan juga aku tertarik pada pria yang berbulu walaupun pria itu jelek sekalipun, apalagi yang berbulu dada, langsung “he-eh” saja. Akhirnya tanpa pikir panjang lagi aku langsung mau saja menginap di rumahnya. Setelah berkenalan dan mengobrol ngalor-ngidul, tak terasa jam kerjanya habis kira-kira jam 2000 WIB, kami berdua pun meninggalkan terminal itu menuju ke rumah Pak polisi yang bernama Pak Pram itu bukan nama aslinya. Dengan kencang sekali dia menjoki sepeda motornya, mungkin karena jalanan sepi, padahal udaranya sangat dingin sekali, apalagi ditambah udara dingin yang disebabkan oleh kencang sepeda motor. Oh.. dingin sekali rasanya. Sampai akhirnya aku mendekapnya dari belakang dengan erat sekali, saking takutnya kujatuh dari sepeda motor. Dan tanpa kusadari aku menyenggol kemaluannya yang agak besar dan ternyata sudah menegang. Oh.. bak pucuk di ulam cinta pun tiba. “Lebih erat lagi Heru,” pintanya. Maka tambah kueratkan dekapanku padanya. Oh, hangat sekali dan damai rasanya. Sesampai di rumahnya, aku pun mandi dan ganti pakaian, begitu juga dengan Pak Pram, dia mandi dan ganti pakaian santai. Dan kami pun mengobrol sambil makan malam yang dibelinya di warung pinggir rumahnya yang masih buka. Sempat terkejut aku mendengarkan ceritanya, ternyata pria tampan dan macho yang berumur kira-kira 30 tahun itu belum kawin apalagi punya anak. Padahal kalau melihat ketampanan dan kegagahannya pasti tidak ada seorang cewek pun yang menolak untuk diperistrinya. “Kenapa Bapak lakukan semua itu?” tanyaku. “Entahlah Her, aku sendiri pun tidak tahu, yang jelas mulai dulu sampai sekarang saya kok tidak suka sama wanita, padahal sudah banyak lho gadis ataupun janda yang mau saya nikahi,” katanya. “Tapi apa alasan Bapak kok sampai menjalani hidup kurang normal ini,” kataku. “Jawabannya hanya tentram dan damai Heru, maksudnya, kalau kehidupan yang oleh sebagian besar orang dianggap tidak normal ini membawa kedamaian dan ketentraman, mengapa harus kita sesali dan kita takuti.” Tanpa kusadari dia menggenggam erat tanganku erat-erat, erat sekali, sangat erat. Oh, hangatnya genggaman Pak Pram ini. Setelah itu dia mengecup keningku, lalu pipiku mendapat giliran berikutnya, kemudian bibirku di terkamnya dengan buas sekali tapi membawa sejuta kenikmatan yang tiada tara, apalagi saat kumisnya menusuk kulitku dengan lembut. “Oh..” desahku sambil tanganku mengelus rambutnya yang agak tebal itu. Kemudian dengan sangat mesra sekali dia buka bajuku satu persatu, hingga tinggal CD saja yang kupakai. Setelah itu dia mengecup susuku dan disedotnya kuat-kuat. “Oh.. enaak,” rintihku, apalagi saat lidahnya yang hangat itu menjilat-jilat putingku, diputar-putar seiring dengan bentuknya, kadang ke kiri kadang ke kanan. “Enaak..” erangku seiring dengan keluarnya prescum dari batang kemaluanku yang sudah menegang sejak tadi. Dan yang membuatku tidak kuat tatkala dia mencumbu perutku sembari tangannya membuka CD-ku dan meremas-remas buah zakarku. “Oh.. nikmatnya,” pikirku. Rasanya tak ingin kuakhiri yang sangat dahsyat ini. Kumis yang agak tebal itu menelusuri lekuk-lekuk tubuhku yang sangat lembut sekali, karuan saja prescum-ku tambah banyak keluar, sedangkan tangannya memainkan batang kemaluanku yang sudah licin oleh prescum. “Oh.. teruskan Pak,” pintaku sambil mempreteli bajunya satu persatu, hingga dia tak tertutup oleh selembar benang pun. Wow, tubuhnya sangat menggairahkan, apalagi tubuh yang selalu olahraga tiap hari itu dadanya ditumbuhi bulu-bulu yang sangat lebat, walaupun perutnya agak besar tapi tidak mengurangi kegagahannya dan ke-macho-annya, malah membuatku tambah bergairah. Spontan saja kulabuhkan diriku di dadanya, kukecup puting susunya serta kuhisap kuat-kuat sembari kuremas-remas pantatnya yang juga banyak ditumbuhi bulu-bulu yang lebat. Kemudian kujilati ketiaknya yang juga banyak ditumbuhi bulu itu. Kurasaan bau khas maskulin yang makin menambah gairahku. “Tunggu, Her!” katanya setelah melepaskan kulumannya. “Ada apa Pak,” tanyaku. “Akan kubuat kau melayang ke langit 7,” jawabnya sambil melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, kemudian dia muncul dengan membawa gel di tangannya. “Jangan Pak, aku tidak biasa,” pintaku karena aku sudah tahu maksudnya. “Aku pun dulu begitu Her, tapi lama-lama ketagihan juga, tenanglah dan rasakan saja,” jawabnya tanpa beban sedikitpun. Kemudian tangan yang kekar itu mengelus-ngelus pantatku dengan lembut sekali. Dielusnya pantat itu dan dimanjakannya sehingga aku sangat terangsang, karena pantat itu daerah lemahku, aku dibuatnya terlena. Di saat gairahku menggebu-gebu, kurasakan ada sesuatu yang menusuk anusku. “Oh.. sakit,” rintihku. “Tahan Her!” bisiknya di telingaku, sambil memaju-mundurkan telunjuk yang sudah masuk tadi. Benar juga katanya barusan, bahwa enak juga diperlakukan seperti itu. Agaknya dia tahu kalau aku merasakan enak, kemudian dia menambah satu jari lagi sampai yang kurasakan ada tiga jari masuk dalam duburku. Sebenarnya lucu juga sih melihat wajahnya agak memerah karena didera oleh nafsu yang sangat memuncak, hingga akhirnya dia tidak kuat lagi, dia buka kakiku lebar-lebar agar dia mudah memasukkan rudalnya. Dengan sangat pelan sekali dia masukkan kemaluan yang agak besar kira-kira 20 cm itu hingga kemaluan yang agak besar itu masuk ke duburku semua. Memang pertama sakit, tapi rupanya dia tahu bagaimana cara menghilangkan itu menjadi sebuah kenikmatan yang tiada tara. Ditariknya kemaluan itu kemudian dia masukkan lagi dengan sangat perlahan dan hati-hati. Terus begitu, tarik-masuk, tarik-masuk sampai sakit yang mendera duburku hilang sama sekali berganti sejuta kenikmatan yang tiada tara. “Oh.. terus Pak,” rintihku sambil mengocok kemaluanku sendiri dan menggoyang kemaluan Pak polisi ini. “Oh.. Her ya begitu terus, terus goyang!” “Begini Pak,” sambil kupercepat goyanganku. “Oh.. enaak terus, terus, terus,” rintihnya setelah kemaluannya kupelintir dengan goyanganku. “Oh.. sst.. sst.. sst.. enaak,” erangnya sambil mempercepat genjotannya. “Aku mau keluar Her.” “Aku juga Pak.” “Tambah goyangmu Her!” “Begini Pak.” “Ya.. ya.. ya.. ya..” dan akhirnya.. “Crot.. crot.. croot..” dan kami pun keluar hampir bersamaan, nikmat sekali rasanya. Suatu kenikmatan yang tidak bisa dibeli di supermarket manapun dan malam itu betul-betul menjadi malam yang sangat indah buatku. Kami pun melakukan berulang kali dengan berbagai gaya dan pose. Keesokan harinya aku diantar oleh Pak Pram ke rumah temanku. Sesampainya di sana kami pun disambut hangat oleh semua keluarganya. “Pak Pram, nanti jemput aku ya!” “Jam berapa?” “Sepulang tugas.” “Lho kok tidak nginap Her,” sela Andi ketika aku ngobrol sama Pak Pram. “Wah gimana ya Di, di rumah banyak urusan apalagi liburanku cuma satu minggu,” bantahku. Padahal sebelumnya aku berencana menginap di rumahnya Andi kira-kira 5 hari, tapi niat itu segera kubatalkan karena ingat permainan Pak Pram yang dahsyat itu. Kira-kira jam 2030 WIB Pak Pram menjemputku dan akhirnya aku menginap di rumah Pak Pram yang kuanggap sebagai cowokku sampai liburanku habis dan kami pun mengulangi permainan yang sangat dahsyat seperti kemarin malam. Akhirnya setelah tamat SMU, dengan alasan yang macam-macam dan tidak masuk akal, aku pun melanjutkan kuliah di kota “S” dan aku tinggal bersama Pak Pram. Padahal universitas di kota “S” tidak ada yang favorit, tapi tak apalah pikirku, demi cintaku pada Pak Pram akan kukorbankan segala yang kumiliki baik jiwa maupun raga. Betapa bahagianya diriku saat itu, aku dianggap seperti istrinya dan dia kuanggap sebagai suamiku. Jadi urusan memasak, mencuci sampai menyiapkan makanan dan pakaian kerjanya, sepatunya aku yang mengerjakan semuanya. Tapi kebahagian yang kurasakan kira-kira 2 tahun itu sirna bahkan berbalik menjadi sengsara yang berkepanjangan, setelah Pak Pram meninggal dunia akibat kecelakaan yang dialaminya di jalan tol Gempol-Waru. Oh, mengapa semua ini terjadi. Akhirnya untuk mengenang cintanya Pak Pram, kuputuskan untuk tetap tinggal di rumahnya yang kebetulan tidak ada ahli warisnya. “Adakah orang lain yang mau menjadi pengganti Pak Pram,” lamunku, tatkala aku sendirian di kamar dimana biasanya kami memadu kasih. Padahal seandainya ada, akan kuserahkan seluruh cintaku serta jiwa dan ragaku padanya. Tamat,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, CeritaDewasa / Cerita Sex / Cerita ABG / Cerita Dewasa Hot / Cerita Dewasa SMA / Kumpulan Cerita Dewasa. Maafkan Aku Suamiku, Aku Hanya Wanita Biasa - Menjadi istri yang setia merupakan cita-cita kebanyakan wanita, termasuk diriku. Sinta namaku, umurku 37 tahun. Aku sudah menikah selama 15 tahun dan sudah dikarunia 2 orang anak laki-laki Pengalamanku pertama dengan seorang polisi muda, sungguh aku terpesona dengan dia, Ini kisah nyata gw dengan polisi muda, entah kamu percaya atau tidak itu terserah anda, pokoknya ini benar-benar terjadi pada diri gw Langsung saja ceritanya Perkenalkan nama gw Yudi, umur gw 17th, gw sekolah di salah satu sekolah swasta yang ada di surabaya, Pada suatu Hari gw belajar di kelas bersama tmen2, sungguh sangat bosan, karena mata pelajarannya yang sangat tidak aku sukai, mapel itu adalah MATEMATIKA, bel pulang blm terdengar, celotehan guru yang membosankan itu terus menerus terdengar di telingaku, beberapa saat kemudian bel pulang berbunyi, aku bergegas ke parkiran dan menyalakan sepeda motor gw, dan sedang berjalan aku berfikir untuk berjalan jalan untuk mencuci mata, gw jalan-jalan untuk meihat polisi yang sedang digembleng oleh pelatihnya, sungguh indah body yang sixpack, badan tinggi, dan tak luput juga dengan tinggi badannya, aku terpesona melihat polisi-polisi muda yang digembleng itu, sudah cukup lama aku melihat polisi yang sedang digembleng, aku pun pulang, dan sesampainya dirumah aku bergegas untuk mandi, dan dikamar mandi itu aku ngocok dan aku membayangkan disodomi oleh polisi muda, setelah aku mandi aku bermain hp sampai malam, dan aku tak terasa sehingga aku tertidur pulas dikamar Keesokan harinya pada hari minggu aku sangat bosan dirumah, dan aku tujukan untuk berenang dan berjalan-jalan ke mall sendirian, di kolam renang sungguh aku tidak berkonsentrasi kasrena banyak brondong-brondong yang hanya memakai celana selutut dan telanjang dada, kontol mereka tercetak semua, aku berenang hanya untuk melihat pemandangan bagus itu, sudah cukup lama aku berenang, sehingga aku memutuskan untuk pergi ke mall sendirian, dan sesampainya di mall, aku suntuk karena aku ke mall hanya untuk berjalan-jalan saja, dan hanya membeli makanan di restoran mall itu, sesudah itu aku pulang, Diperjalanan pulang, ada seseorang melambaikan tangannya di samping jalan, dan akupun berhenti, ternyata dia adalah orang muda yang badannya gempal, tinggi, kulitnya sawo matang, aku bertanya "Iya bang, ada apa ya ?" dan orang itu menjawab "Dek, boleh nebeng gk ?" lalu kujawab lagi "Boleh aja bang, emang mau kemana ya bang ?" dan orang muda itu menjawabnya "Aku mau ke kost an dek, di Daerah *****, emang searah ya dek dengan yang kamu tujui?" dan akupun menjawab "Ohhh kebetulan sekali bang itu searah dengan rumahku bang, Ayo bang segera naik ke sepeda akan kuantarkan bang, tapi gaperlu bayar ya bang, aku ikhlas kok " dan soerang muda itu segera naik ke sepedaku dan berkata "Oke dek, halah jadi sungkan aku kalo gak bayar, gakpapa juga, nanti sekalian temenin abang di kost an ya" dan aku menjawab "Okee bang" Dan sesampainya di kost an pemuda itu, dia mempersilahkan untuk masuk di kost annya, dan aku terkejut melihat kost nya ada baju polisi yang ketat-ketat itu, didalam benakku "Apakah pemuda ini Polisi ya ?" sambil memikirkan itu aku dipersilahkan duduk dikursi yang ada didekat ku, dan segera aku duduk, pemuda itu meletakkan barang yang dibawanya sambil berkata "Dek mau minum apa ? Dan makannya apa ? lalu kujawab "Tidak usah repot-repot bang, aku habis makan tadi" lalu pemuda itu berkata "ohh oke dek kalau gitu, tunggu disitu dulu ya" lalu kujawab lagi "Okehhh bang!!!" setelah itu pemuda itu berganti baju dengan baju singlet superketat, aduhhhh bodyynyaaaa *, dan memakai celana diatas lutu yang sedikit gomborr itu, jendolannya terlihat jelas, besar juga jendolan pemuda itu, pemuda itu mengajakku ngobrol "Oh iya dek, perkenalkan namaku Iqbal, aku ngekos disini karena aku menjadi siswa SEBA deket sini dek" lalukujawab "Ohh iyabang, namaku Yudi, aku masih skolah dan kelas 2mau naik ke kelas 3 bang hehehehe" sambil dalam batinku "Mimpi apaya aku semalam bonceng polisi muda ini" lalu bang iqbal itu menanyaiku lagi "Oh ya dek besokkan tanggal merah ya, gmna kalau kamu tdur disini buat temen abang ngobrol juga dek" Aduhhhh jadi gk konsen jawabnya "Iya bang, Emm gmna ya bang bntar ya bang aku mau hubungi ortuku dulu" sambil aku ngotak ngatik hape, akubilang ke ortuku aku mau nginep dirumah temenku soalnya besok ada acara latihan senam dan ortuku ngizinin, lalu aku bilang ke bang iqbal "Oke dehh bang aku mau nginep disini baut hari ini bang" "Sip lah kalau begitu" sahut bang iqbal, Setelah lama berbincang-bincang bang iqbal mengajakku nonton VCD, aku disuruh bang iqbal ambil kumpulan VCD bang iqbal di bawah meja, sambil aku mengambilnya bang iqbal mempersiapkan TV dan DVDnya, lalu bang iqbal bilang kepadaku "Dek tolong ya jaga rahasia" "Jaga rahasia maksudnya bang ?" sahutku, "Udahlah dek jaga rahasia, pasti nanti kamu juga menikmati filmnya" "Okeh deh bang hehehehe" jawabku, Ternyata eh ternyata bang iqbal mengambil salah satu VCD yang bergambar SEX, dan segera bang iqbal memutar VCD itu, bang iqbal berkata "Tenang ya dek, pokoknya kamu harus bisa jaga rahasima eh maksutku rahasia" sambil bercanda sedikit aku bilang "Siap deh bang, aku akan jaga rahasimamu" bang iqbal senyum kepadaku, dan senyumnya itu aduhh aku jadi nge-fly, setelah itu VCDnya diputar o;eh bang iqbal, segeralah aku duduk dibawah dan bang iqbal mendekatiku. Sudah 30menit, ternyata aku merangsang, kontolku sudah ngaceng berat, dan aku elus-elus kontolku, kata bang iqbal "Ngocok aja gpp, dan tenang aja kan kita sudah janji buat jaga rahasima" tanpa babibu aku copot celanaku se lutut lalu aku ngocok perlahan sambil menikmati, dan disusul oleh bang iqbal juga merangsang karena lihat bokep itu, lalu bang iqbal mengelus elus kontolnya yang sudah tegang dibalik celananya, dan jendolannya itu super besar malahan, dan perlahan lahan bang iqbal mecopot celananya, dan sekarang bang iqbal dalam posisi tanpa celana dan memakai singletnya yang super ketat itu, dan kontolnya yang sudah ngaceng berat sepanjang 23cm dan berdiameter5cm itu dikocoknya, lalu bang iqbal berkata kepadaku "Dek mau nggak megang kontol abang ?" aku kaget sekali lalu aku jawab "loh bang ? apa abang ga normal ? aa..aaku masih normal bang" sahutku sambil bohong, "Udahlah dek jangan bohong, kamu gay kan ? aku tahu tadi kamu memandangi jendolan kontolku pas pertama kamu kesini tadi, aku juga gay kok dek tenang aja lah" lalu sahutuku "loh ternyata abang gay ? okelah kalu gitu" setelah itu aku pegang kontol panjang dan besar itu, pertama aku elus-elus kontol bang iqbal, dan setelah itu aku kocok, kukocok kontol bang iqbal lalu lobang kontol bang iqbal mengeluarkan cairan bening tak salah lagi ternyata itu precum, setelah itu aku emut kontol bang iqbal, wuih rasanyaaa bener-bener sesak nih mulutku, bang iqbal sangat menikmati kontolnya yang sedang aku emut itu, precumnya mengalir terus menerus dan aku telan habis habisan, lalu bang iqbal menyuruhku berhenti sejenak, bang iqbal sudah tidak nafsu lagi melihat VCD BOKEP itu, ia mematikannya, setelah itu dia menuntunku ke kasurnya. Setelah sampai dikasurnya, bang iqbal dengan kerasnya menelanjangiku, lalu dia menyuruhnya untuk mengulum kontolnya, dia posisi berdiri lalu aku emut kontolnya itu, dan rambutku dijambaknya, lalu kontolnya dimaju mundurkan dimulutkan dengan cepatnya, bang iqbal sangat menikmati sodomannya dimulutku, tak lama lagi bang iqbal mengejang, kontolnya berdenyut-denyut dengan cepat dan bang iqbal berkata "Dekk aku mau keluarr,, telen ya pejuhku, jangan sampai tumpah!!!" lalu pejuh bang iqbal keluar dan aku telan habis habisan, sekitar 10x crooot peju bang iqbal didalam mulutku, dia mengerang kenikmatan, lalu dia menyuruhku tidur dikasur, dengan sigapnya dia langsung mengemut kontolku yang sudah tegang daritadi, dan sudah mengucurkan precum dengan banyak sekali, aku sangat menikmatinya, tak hanya kontolku yang diisep, dari perutku lalu pentilku, dan tak jarang juga kami bercipokan satu sama lain, sambil itu aku elus dada bidangnya dan pentilnya aku cubit-cubiti, lalu aku disuruh posisi seperti kambilng, dan aku menuruting, dia mengulum anusku sambil mengocok kontolku, tak lama aku bilang ke bang iqbal karena aku sudah tak kuat lagi aku memuntahkan lahar putih yaaitu peju, CROOOT.. CROOOOT....CROOOOTT dengan sigapnya tangan bang iqbal menadahi pejuhku itu, dengan 7x muncratan, setelah itu bang iqbal bicara kepadaku, "Dek bolehkah aku menyodomimu?" "Loh bang aku belum pernah sampai situ, aku takut bang, pasti rasanya sakit sekali, tak salah kontol bang iqbal segede itu?" sahutku, lalu bang iqbal berkata lagi "Ahhh gpp dek, paling" sakitnya cuman diawal, lama kelamaan pasti nikmat" lalu aku jawab"Okehdeh bang tapi jangan keras2 ya" dan dia mengangguk sambil senyum, aku kocok sebentar kontol bang iqbal, sungguh hebat dia, setelah beberapa menit sudah mengeluarkan pejuh, kontol itu sudah tegang lagi, dia melumuri kontolnya dengan pejuhku yang ada ditadahan tangannya, ternya bang iqbal pintar juga ya, gk pake kondom tapi menggunakan pelumat pejuh, dan dia mengoleskan pejuhku ke anusku. lalu perlahan dia memasukkan kontolnya kedalam anusku, sungguh perih sekali anusku, sehingga aku tak bisa menahan rasa sakitnya, dibungkamnya mulutku oleh bang iqbal, dia menahan dulu kontolnya didalam anusku, saking sempitnya lobang anusku dia sampai merem melek dan desahan nya sudah mulai bereaksi,setelah beberapa menit dia memaju mundurkan kontolnya didalam anusku, benar yang dikatakan bang iqbal, hanya diawal yang sakit lama kelamaan nikmat sekali, dengan cepatnya dia memaju mundurkan kontolnya keringat bang iqbal berkecucuran, laulu aku mengelus-elus badannya uhhh sungguh nikmat sekali. Setelah bang iqbal pegel dengan posisi berdirinya dia mencabut kontolnya lalu di tidur terlentang lalu aku masukkan kontolnya bang iqbal ke dalam anusku, dan aku menghadapinya, dia merem melek dan menarik-narik kontolku, cukup lama kita mengentot akupun merasa mau keluar lagi, lalu aku mengeluarkan pejuh lagi dengan muncratan 5x, dan bang iqbal menjilati pejuhku yang tumpah di perutnya dengan tangannya, setelah itu bang iqbal duduk dan kita berhadapan sambil ngesex, tak luput aku goynangkan pantatku dan bang iqbal sangat suka yang aku lakukan pada dirinya sekarang, dan kitapun berciuman menukarkan air liuar satu sama lain, dan tak lama kontol bang iqbal sudah terasa berdenyut denyut, lalu bang iqbal mangap sambil mengucapkan AHHH.. AHHH. AHHHH. tak kuduga dia mau muncratkan pejuhnya, lalu aku bilang, "Mun. muncratkan sssaa sajja dii dalam bangg arrrggghhhh" tak segan segan bang iqbal memlukku dengan kuat sampai sampai aku tdk bisa menarik nafas dan dia memuncratkan pejuhnya di dalam, lalu dia OHHHH MY LOVE, FUCCKKK!!!. dia sangat senang, tetapi sengaja kontolnya gk aku cabut agar pejuhnya didalam agak lama. bang iqbal bilang kepadaku "Sungguh lobangmu sangat sempit, kontoloku sangat senang pada pantatmu say, dan kontolku sekarang sudah tidak pegel" lagi, kamu mau jadi pacarku?" lalu aku jawab "kontol bang iqbal juga sangat memuaskan aku, aku mau bang jadi pacarmu, tapi janji ya bnag jangan tinggalin aku!" lalu bang iqbal menjawab "Iya say, aku akan mencintaimu dengan setulus hati, ayo kita tidur, tapi jangan lepaskan kontolku say, biar dia lepas2 sendiri" "iya bang, bsok kita bagi pin bb ya bang" sahutku, "oke sayang, yok kita tidur" ayok bang sahutku TAMATT!!!!! Kalau mau coments silahkan gays! Gw akan berbagi cerita lagi, kalau kalian mau berbagi ceritamu ke blog ini, kirimkan cerita sex gay mu ke achmadzunaedi19 bakal gw post gays TERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG CommentsOff on Cerita Panas Bercinta Dengan Tunangan Polisi. Cerita Dewasa. Cerita Sex Gay (108) Cerita sex hot (1,032) Cerita sex janda (388) Cerita sex pembantu (376) Cerita sex perawan (589) Cerita sex Pramugari (51) Cerita sex sedarah (1,010) Cerita sex SPG (103) FastBet99 (1) Jumat, 18 Maret 2016 CERITA SEX GAY POLISI " DIMADU " Namaku Rudy. Aku berumur 18 tahun dan masih di bangku kelas III SMA di suatu sekolah negeri di Surabaya. Aku memiliki tinggi 175 cm dan beratku 70 kg, aku memiliki warna kulit coklat terang serta bodyku kencang tak berlemak sebab aku sangat suka olahraga dan angkat beban meskipun tidak terlalu berat. Banyak orang yang ngomong aku ini ganteng dan seksi dan mungkin akan mendapat banyak cewek, Diposting oleh Unknown di Tidak ada komentar Posting Komentar Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan Posting Komentar Atom . 429 153 217 249 432 403 277 15

cerita panas polisi gay